Kerak Telor, Kuliner Khas Betawi yang Dapat Dijumpai di Kota Tua Kian Terkikis
Jakarta - Jakarta
memiliki tempat paling asyik untuk berburu kuliner. Namun, belum ke Jakarta
namanya jika kamu belum menikmati kuliner khas Jakarta (Betawi) yang sangat
autentik. Kuliner di Kota Tua Jakarta menjadi daya tarik para wisatawan yang
berkunjung. Beragam macam jenis makanan dan minuman begitu menggoda, tentu
rasanya enak dan tidak mengecewakan.
Kerak
telor yang merupakan jajanan khas Betawi ini tidak hanya digemari warga
Jakarta, warga luar Jakarta pun banyak yang menggemari jajanan mirip telor
dadar ini. Kerak telor, makanan khas Betawi ini mungkin telah jarang beredar di
pasaran. Memang, biasanya kerak telor banyak dijumpai saat pesta rakyat Jakarta
seperti ulang tahun Kota Jakarta.
Makanan khas Betawi ini yang terbuat dari campuran beras ketan, telur
bebek, dan kelapa parut sangrai. Menurut Faisol Yusuf, pedagang kerak telor yang sudah 25 tahun berdagang di kawasan Kota Tua ini memiliki resep rahasia tersendiri.
Dia menuturkan, bahwa dalam perpaduan kombinasi bumbu sedikit mengalami perubahan dari kerak telor
pada umumnya.
"Bahan utama dalam membuat makanan tradisional
ini sangat sederhana, yaitu telur ayam maupun telur
bebek. Saya tambahkan rempah-rempah khas kuliner Jawa Timur agar lebih
wangi dan rasanya khas, dan per porsi kerak telor ditawarkan dengan harga
sekitar Rp.20.000 rupiah," terangnya.
Maulana Ibnu Mufti (37) yang merupakan pemilik dari
Kerak Telor Bang Ade, dan dirinya sudah berjualan sejak Maret 2015, mengatakan
bahwa jajanan khas Betawi ini berada di titik yang stabil. “Semakin ke
sini, sebetulnya tidak semakin digemari, tetapi tidak dilupakan juga. Namun,
karena makanan ini bukan makanan pokok, ya jadi kadang peminatnya juga masih
kalah dengan makanan viral kekinian,” ujarnya.
Selain
itu, Maulana juga telah memperluas jangkauan pasar dan peminatnya lewat
strategi penjualan digital marketing. Baginya, ini merupakan salah satu langkah
untuk mencegah kerak telor agar tidak semakin tergeser dan dilupakan
masyarakat.
“Kalau
melihat perkembangan kerak telor saat ini, sebenarnya marketnya tetap ada.
Tapi, sekarang orang-orang selera makannya lebih ke junk food, fast-food. Oleh
karena itu kita harus belajar untuk selalu berinovasi akan kuliner khas Betawi
ini,” terangnya.
Sebagai
pemuda asli Betawi, Maulana selalu bersemangat untuk terus mencari ide kreatif
dari kreasi kerak telor. Dengan adanya, sebuah inovasi dan kreasi baru yang
diciptakan bertujuan agar kuliner tradisional ini tidak tersingkirkan.
“Karena
terdapat pergeseran gaya hidup, kita sebagai pemuda Indonesia harus punya ide
kreatif, seperti mengolah dan mengedepankan makanan tradisional, biar lebih
eksis dan enggak kalah dengan makanan viral sekarang,” ujarnya. (NF)
Comments
Post a Comment