Alami Mood Swing Selama Kehamilan? Yuk Kenali Penyebab dan Tips Mengatasinya!

 Oleh : Nadhifa Fitrina 


Sumber : Pexels 


Kehamilan merupakan anugerah bagi perempuan yang sudah menikah, dan kehadiran seorang anak tentunya merupakan harapan antara seorang perempuan dengan pasangannya. Masa kehamilan merupakan suatu proses yang harus di lewati apabila sepasang suami istri ingin memiliki anak secara biologis. 

Perubahan suasana hati merupakan suatu hal yang sangat normal selama kehamilan. Tubuh akan mengalami perubahan fisik dan hormon, sehingga kebiasaan yang sebelumnya dilakukan akan berubah juga. Saat sedang hamil Bunda akan mengalami pasang surut emosi, seperti mudah tersinggung dengan perkataan orang lain, marah tanpa alasan, hingga mungkin tidak mau berdekatan dengan sang suami. Apakah Bunda tahu mengapa pada ibu hamil seringkali mengalami mood swing? 

Ketika hamil Bunda pernah tidak mengalami perubahan suasana hati yang mudah berubah-rubah? Mulai dari awalnya merasa senang tiba-tiba sedih dan tanpa alasan, tiba-tiba menangis sehingga membuat Bunda mudah marah. Nah kondisi inilah yang dialami para Bunda seperti biasanya disebut dengan mood swing. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Normalnya masa atau lama kehamilan adalah 9 bulan ditambah seminggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir, dalam kehamilan terbagi menjadi 3 trimester/triwulan, yakni trimester pertama dimulai dengan pembuahan sampai 3 bulan pertama, trimester kedua dimulai Bulan ke-3 bulan ke-4 hingga ke-6, trimester ke-3 bulan ke-7 hingga ke-9.

Selama kehamilan, tubuh Bunda dapat mengalami peningkatan hormon yaitu progesteron dan estrogen, di mana peningkatan hormon ini yang mempengaruhi zat kimia di otak, sehingga Bunda bisa mengalami mood swing secara tiba-tiba. Apalagi bagi perempuan yang baru pertama kali hamil, penyakit yang relatif baru muncul selama kehamilan, merupakan pengalaman baru dalam hidup. Perubahan suasana hati ini dapat terjadi dalam waktu yang singkat, dari beberapa menit hingga beberapa jam. 

Mood swing pada ibu hamil dapat berupa perasaan sedih, cemas, mudah tersinggung, marah, atau bahagia secara tiba-tiba. Pada trimester pertama, perubahan hormon yang paling signifikan terjadi. Hormon hCG (human chorionic gonadotropin) meningkat pesat dan kemudian menurun pada trimester kedua. Pada trimester ketiga, kadar hormon progesteron meningkat lagi. Perubahan ini dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi. Sejak pertama kali mengetahui dirinya mengandung, umumnya ibu hamil akan mengalami berbagai macam emosional mulai dari rasa senang hingga khawatir akan perubahan emosional pada ibu hamil muda yang tidak stabil. 

Umumnya akan muncul usia kehamilan 6-10 minggu pertama, kemudian kondisinya akan membaik menjelang trimester kedua dan muncul lagi pada saat menjelang persalinan yang dipicu oleh peningkatan hormon. Faktor penyebab perubahan emosional yang dialami oleh ibu hamil muda bisa bermacam-macam. Perubahan fisiologis bisa saja terjadi selama masa kehamilan dan dampak psikologis terhadap gerak, aktivitas atau iklim emosi ibu hamil. Perempuan dapat mengalami perubahan fisiologis dan psikologis selama kehamilan, seperti pada trimester pertama, seperti mengalami mual dan muntah, mudah lelah, sering buang air kecil.

Perubahaan mood terjadi karena adanya gangguan suasana hati dimana ini biasa terjadi pada orang awam yang umumnya terjadi di otak manusia. Depresi adalah gangguan suasana hati yang mempengaruhi satu dari empat perempuan yang tengah hamil dan hal ini bukan sesuatu yang istimewa. Penyakit ini selalu menyerang mereka yang sedang hamil, tetapi seringkali tidak menyadari bahwa depresi mereka disebabkan oleh mereka. 

Namun, menurut saya kasus ini normal terjadi pada ibu hamil. Penggunaan yang tidak tepat dapat mempengaruhi bayi dalam kandungan Depresi juga bisa disebabkan oleh perubahan Hormon yang memengaruhi suasana hati Bunda, membuat Bunda merasa mudah tersinggung, bosan, dan lain-lain sedih. Selain itu, ada gangguan tidur yang sering terjadi menjelang kelahiran mempengaruhi ibu karena lelah dan kulit wajah menjadi keruh Selain itu, ada kekhawatiran tentang rahim dan sering muntah di awal trimester ketiga Pertama, masalah lain juga bisa menyebabkan depresi. Para ibu selalu mengkhawatirkan kondisi bayinya yang berujung pada depresi.

Stres yang dialami oleh ibu hamil juga dapat mempengaruhi perkembangan janin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, serta meningkatkan risiko masalah kesehatan pada bayi setelah lahir. Terdapat beberapa cara yang dapat membantu meringankan emosi tersebut, yang pertama adalah perasaan ibu hamil perlu membicarakan perasaannya kepada orang lain. 

Jika perubahan emosi yang dialami Bunda sangat parah, menetap, atau mengganggu aktivitas sehari-hari, penting untuk mencari bantuan dari dokter atau bidan. Selain dapat membantu mengevaluasi, dokter atau bidan juga dapat memberikan saran yang sesuai untuk mengelola stres Bunda selama masa kehamilan. Beberapa diantara ibu hamil berpikir bahwa kehamilan adalah masa sulit yang memengaruhi mereka secara emosional. Gangguan mental terjadi selama kehamilan pertama mengurangi kebahagiaan mereka. 

Untuk itulah dukungan dari keluarga terutama suami sangat dibutuhkan. Dukungan dari pasangan adalah perilaku mencari bantuan utama dari orang yang menderita stres psikologis. Seorang ibu hamil membutuhkan kasih sayang atau dukungan aktif dari suaminya sebagai bentuk tanggung jawab sebagai ayah dari anak yang dilahirkan. Kesediaan seorang suami dibutuhkan untuk memahami kebutuhan istrinya akan dukungan dan bantuan akan membantunya melewati masa-masa sulit dan unik selama kehamilan pertamanya. 

Ingatlah bahwa setiap kehamilan dan setiap individu memiliki tingkat perubahan emosional yang berbeda. Penting untuk mengenali tanda-tanda mood swing dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengelola mood swing Bunda selama kehamilan. Jaga komunikasi terbuka dengan pasangan, keluarga, atau profesional kesehatan Bunda untuk mendapatkan dukungan dan bantuan yang diperlukan.

Penulis : Nadhifa Fitrina (Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta) 


Comments

Popular posts from this blog

CERPEN : Jejak Warna di Pasar Ikan Tradisional Luar Batang

Melihat Hasil Karya Emas Fotografer Ferdy Siregar

Petualangan di Negeri Gajah: Mengungkap Keajaiban Wisata Thailand