Melihat Perjalanan Ati Bachtiar Dalam Mengungkap Hal Tersembunyi pada Buku Telinga Panjang

 Oleh : Nadhifa Fitrina 


Sumber : Bandung News Photo

 

Perusahaan Canon menggelar acara EOS Creator Indonesia (ECI) Hangout tahun 2022.  Dengan tajuk “Explore Berau, Kalimantan Timur” akan berlangsung secara online melalui aplikasi Zoom Meeting, pada 17 Maret 2022. Menghadirkan rangkaian talk show dengan pembicara dan topik yang menarik, promo produk Canon, beserta pameran foto dan video.

Dihadiri oleh direksi dan manajemen PT Datascrip, para fotografer profesional, Ati Bachtiar dalam acara EOS Creator Indonesia Hangout via Zoom 2022. Ati Bachtiar yang merupakan salah seorang fotografer wanita yang dimiliki Indonesia pelukis kaca. Mengabadikan sebuah budaya suku Dayak pedalaman yang budayanya sendiri hampir punah.

Ati Bachtiar yang pernah berjuang mengidap kanker rahim hingga pada akhirnya dia memiliki sudut pandang baru dalam memaknai hidup seorang Ati Bachtiar. "Setelah saya sakit, jadi seperti katalisator, saya jadi bisa menulis, memotret. Saya jadi kayak punya feel, energi lain. Saya punya semangat dan energi lain." ujar Ati.

Ati menuturkan, bahwa dia terobsesi dengan keberadaan perempuan Dayak bertelinga panjang yang jumlahnya kini makin sedikit. Buku kedua Ati Bachtiar yang berjudul “Jejak Telinga Panjang” terbit pada tahun 2019. Buku tersebut mengungkapkan hal-hal yang tersembunyi. Bagi perempuan Suku Dayak di Kalimantan Timur.

“Buku yang telah saya buat ini berisi 43 foto perempuan telinga panjang plus 11 foto perempuan yang telinganya sudah dipotong,” kata Ati Bachtiar dalam acara EOS Creator Indonesia Hangout via Zoom 2022.

"Petualangan" Ati Bachtiar menembus pelosok Kalimantan dalam menelusuri tradisi telinga panjang dimulai ketika dirinya hadir dalam pertunjukan di Kalimantan. “Saya bertemu dengan seorang nenek bertelinga panjang yang diganduli oleh banyak anting. Satu kali jepretan, si nenek memasang tariff Rp50.000.” terangnya.

Bagi perempuan Suku Dayak di Kalimantan Timur, memanjangkan kuping menggunakan banyak anting adalah simbol kecantikan. Semakin panjang kuping seorang perempuan dayak, maka ia semakin cantik. Mirisnya, tradisi kuping panjang ini perlahan punah, dan salah satu dari perjalanan dari buku ini adalah menjelajahi pulau Berau.   

Menurut Ati, nenek tersebut dinilai generasi langka, karena usianya yang sudah puluhan tahun lamanya. Ati Bachtiar juga melakukan riset lewat internet dengan merancang liputan yang memerlukan biaya besar.

“Tradisi kuping panjang ini bisa dikatakan semakin punah. Oleh karena itu saya membuat konsep liputan yang tentunya memerlukan biaya besar. Saya membuat proposal yang ditujukan kepada pemerintah pusat, dan semua proposal saya ditolak, padahal ini sangat penting untuk dokumentasi kebudayaan telinga panjang.” ujar Ati. (NF)


Penulis : Nadhifa Fitrina (Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta) 

Comments

Popular posts from this blog

CERPEN : Jejak Warna di Pasar Ikan Tradisional Luar Batang

Melihat Hasil Karya Emas Fotografer Ferdy Siregar

Petualangan di Negeri Gajah: Mengungkap Keajaiban Wisata Thailand