Menghadapi Persaingan di Era Modern, Bagaimana Dengan Pasar Tradisional?
Oleh : Nadhifa Fitrina
Suasana di pagi hari dengan dinginnya udara mulai terasa. Mentari seakan sembunyi mengunci cahaya yang pelan-pelan demi mengintip rutinitas dari hari ke hari, yang selalu pedagang lakukan tanpa henti. Penuh sesak dan keramaian menjadi pemandangan yang biasa. Gelak tawa riuh rendah mengisi obrolan. Kemerincing sendok, piring dan gelas yang membuat ramai. Hal demikian yang dilakukan pedagang di pasar tradisional untuk mengais rezeki demi sesuap nasi.
Pedagang membongkar tenda yang mulai usang termakan zaman. Banyak orang terbatuk-batuk, sebagian karena badan rapuh terhempas angin sisa malam harinya. Sebagian lagi karena memaksakan diri berbicara keras sambil tertawa dalam gelak bersambungan. Gerobak-gerobak yang baru dipugar mulai berdatangan serta pintu rolling door berderit mencoba meramaikan kondisi pasar di pagi hari. Pedagang memenuhi kios-kios sebelum pelanggan berdatangan.
Pemandangan itulah yang akan selalu dilihat jika Anda berkunjung ke pasar tradisional. Bicara mengenai pasar tradisional, sejak dahulu pasar tradisional berperan penting dalam pembangunan dan penggerak perekonomian nasional. Mungkin Anda tak jarang mendengar bahwa sebagian masyarakat menilai pasar tradisional diidentikkan dengan tempat yang kumuh, pengap, serta becek. Kemacetan pun seringkali terjadi di pasar tradisional, karena memanfaatkan pinggir jalan demi menggelar dagangannya.
Pasar tradisional adalah ruang transaksi langsung yang prosesnya dibentuk oleh suasana ekonomi desa dengan tradisi yang masih kental. Ketika Anda menginjakkan kaki di sana, tradisi tawar menawar sudah jadi hal yang biasa. Sebelum mencapai kesepakatan, para pedagang biasanya menawarkan barang dengan harga tertentu. Namun seiring berjalannya waktu, keberadaan pasar tradisional sedikit demi sedikit tergantikan oleh keberadaan pasar modern.
Kondisi pasar yang bersih dan nyaman. Harga terjangkau, tidak terlalu mencolok. Harga pasti dari setiap jenis barang yang dijual. Pengelolaan yang lebih terorganisir dan strategis. Tentunya tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat dengan gaya hidup modern lebih memilih berbelanja di pasar modern yang oleh sebagian orang dianggap lebih bergengsi dibandingkan berbelanja di pasar tradisional.
Stigma kurang baik yang melekat pada pasar tradisional juga seringkali terjadi yang disebabkan oleh perilaku para pedagang itu sendiri. Pedagang sering menawarkan barang secara acak dengan harga yang sangat tinggi dari harga modal. Perdebatan antara pedagang dan pembeli tak jarang terjadi akibat kesalahpahaman saat negosiasi antar pembeli terjadi. Pedagang sering menipu konsumen dengan memainkan timbangan.
Namun jika dibandingkan dengan pasar modern, pasar tradisional identik dengan tempat yang ramai, kotor dan basah. Selain itu, pasar tradisional sering dikaitkan dengan pencitraan. Sebagian masyarakat, terutama kalangan menengah ke atas, merasa enggan untuk berbelanja di pasar tradisional. Hanya di pasar tradisional Anda dapat menemukan banyak relasi yang tidak dapat ditemukan di pasar modern.
Menyelesaikan transaksi di pasar tradisional adalah bukti pengalaman Anda dalam bernegosiasi. Mengapa? Ini karena pedagang biasanya berpegang teguh pada harga yang ditawarkan kepada pembeli. Tentunya dengan kejujuran dan profesionalisme dengan tetap menjaga tradisi harga dan inovasi. Kecerdikan pembeli memungkinkan pembeli menawar dengan harga serendah mungkin.
Melalui proses tawar menawar inilah, Anda dapat mengembangkan hubungan yang erat antara pedagang dan pembeli. Walaupun pasar tradisional identik dengan kotor dan berlumpur, dan merupakan sumber kemacetan. Namun pasar tradisional sebenarnya merupakan cerminan dari ekonomi masyarakat kecil dan menengah. Selain itu juga sebagai harapan bagi para petani, petani dan produsen lainnya.
Penulis : Nadhifa Fitrina (Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta)
Artikel ini telah tayang di Klik Warta : https://www.klikwarta.com/menghadapi-persaingan-di-era-modern-bagaimana-dengan-pasar-tradisional

Comments
Post a Comment