Yuk, Kenali Apa itu “Stunting” !
Oleh : Nadhifa Fitrina
Jakarta - Saat ini, stunting bukanlah hal yang terdengar asing bagi banyak orang. Kesadaran tentang stunting telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, baik di kalangan masyarakat umum maupun di kalangan pemangku kepentingan seperti pemerintah, organisasi internasional, dan lembaga kesehatan.
Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan terhambat pada anak-anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Biasanya, stunting terjadi karena asupan makanan tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Anak yang mengalami stunting memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, sehingga rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara pada tahun 2015-2017 yaitu sebesar 36,4%. Seiring berjalannya waktu, stunting di Indonesia secara perlahan mengalami penurunan, di mana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.
Anak yang mengalami stunting mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan sosial dan emosional, seperti interaksi sosial, kemampuan bermain, dan regulasi emosi. Contohnya di sekolah ketika anak lain tengah aktif belajar, anak stunting akan merasa minder dan merasa tidak pintar dibandingkan anak lainnya.
Lalu, pertanyaannya adalah apakah stunting bisa disembuhkan? Faktanya, satu dari tiga balita di Indonesia menderita stunting bersifat permanen, yaitu tidak bisa disembuhkan. Jika stunting sudah dialami oleh balita, hal tersebut bisa dicegah hanya sampai usia 2 tahun saja atau seribu hari pertama kehidupan.
Mengapa hanya sampai 2 tahun? Singkatnya, karena otak anak di usia 2 tahun sedang dalam periode emas yang sedang berkembang pesat pesatnya, sehingga rawan terkena gangguan perkembangan di otak yang sulit diperbaiki. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis di masa dewasa, seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan kesehatan lainnya.
Namun, tidak perlu khawatir, Mama dan Papa dapat melakukan pencegahan dengan melakukan terapi pada anak yang mengalami stunting, dengan memperhatikan pola asuh makan dan menerapkan pola hidup sehat seperti mendaftarkan anak pada program pembelajaran yang menggunakan pendekatan berbasis teknologi dan kreativitas guna mengembangkan keterampilan anak dalam bidang robotika dan teknologi.
Nantinya, anak akan terlibat dalam membangun dan mengoperasikan robot, yang dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik halus dan kasar mereka. Hal ini penting dalam membantu anak mengatasi keterbatasan motorik yang terkait dengan stunting. Program ini dapat merangsang perkembangan kognitif anak dan membantu meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami konsep matematika, ilmu pengetahuan, dan logika.
Comments
Post a Comment